Selasa, 03 Desember 2013

MENTORSHIP DALAM KEPERAWATAN



A.      Definisi Mentorship
Mentoring adalah pasangan intens dari orang yang lebih terampil atau berpengalaman dengan orang ketrampilan atau pengalaman sedikit, dengan tujuan yang disepakati oleh orang yang mempunyai pengalaman lebih sedikit untuk menambah dan mengembangkan kompetensi yang spesifik (Dermawan, 2012).
Mentoring merupakan hubungan pembelajaran dan konseling antara orang yang berpengalaman yang membagi keahlian professional dengan orang yang lebih sedikit pengalaman untuk mengembangkan ketrampilan dan kemampuan dari bagian yang kurang pengalaman (Dermawan, 2012)
Mentoring adalah sebuah proses dari rangkaian pembentukan karakter manusia, dari mentoring akan dihasilkan berbagai hal dan yang terpenting adalah ketangguhan karakter. Mentoring adalah perilaku-perilaku atau proses yang dipolakan dimana seseorang bertindak sebagai penasehat kepada orang lain.
Mentorship adalah suatu bentuk sosialisasi untuk peran profesional yang merangsang pencapaian kompetensi sains natural (Lowenstein & Bradshaw, 2001). Mentorship merupakan suatu hubungan antara 2 orang yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilkan refleksi, melakukan kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada dukungan, kritik membangun, keterbukaan, kepercayaan, penghargaan dan keinginan untuk belajar dan berbagi (Rolfe-Flett, 2001; Spencer, 1999 dikutip dalam Werdati, 2007). Kegiatan belajar yang diharapkan terjadi yaitu mengalami sendiri dan menemukan sendiri fenomena praktek keperawatan dimana hal ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran diri yang merupakan fundamental dalam penyelesaian masalah (Nurachmach, 2007).
Adapun  5 karakteristik mentorship yaitu sifat hubungan yang menguatkan dan memberdayakan, menawarkan serangkaian fungsi menolong/membantu untuk memfasilitasi pembinaan dan memberikan dukungan, perannya meliputi keterkaitan antara aspek personal, fungsional dan hubungan, dan tujuan individu (menti) dan fungsi penolong ditetapkan oleh individu yang terlibat, serta bisa saling memilih (siapa mentor dan menti) dan diidentifikasi fase hubungannya. Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi mentor maupun menti dalam membangun hubungan dan bagi pengembangan diri.
Fase hubungan dalam mentoring terdiri dari 4 fase yaitu fase inisiasi, fase perencanaan, fase pelaksanaan dan fase terminasi. Fase inisiasi berfokus pada mengidentifikasi kesamaan karakteristik antara individu mentor dan menti, kemampuan atau pengakuan nilai-nilai yang dianut. Hal yang penting disadari pada fase perencanaan adalah bahwa terhadap keterbatasan-keterbatasan dari peran mentor dan kemampuan menti. Negosiasi atas pengharapan dilakukan dan klarifikasi dikemukakan untuk meningkatkan kepuasan pada akhir hubungan mentorship. Pada fase kerja, fokus utamanya adalah pertumbuhan dan perkembangan dari hubungan dan pencapaian tujuan dalam mentoring. Kesinambungan hubungan mentoring dipertahankan melalui interaksi mentor dan menti dan meningkatnya rasa percaya dan kedekatan yang dibangun.
Sejalan dengan perkembangan fase ini, rasa percaya dan berbagi menjadi terbentuk dan menti menjadi lebih siap untuk memilah bentuk bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Menti secara bertahap menjadi lebih mandiri dan hanya kadang-kadang mengharapkan bantuan. Pada perjalanan selanjutnya, menti dengan segala pemahaman barunya menjadi seorang yang ingin mencoba dan mengambil resiko yang terus dipantau serta didukung. Pada akhir fase ini, kepercayaan diri menti terus meningkat.
Pada fase terminasi, menti bekerja dan bertindak atas inisiatif sendiri dan pada posisi ini menti telah bekerja secara mandiri. Jika proses dirasakan bermanfaat oleh kedua pihak, maka keduanya dapat mempertahankan hubungan pertemanan. Masalah potensial dalam hubungan mentorship dapat berupa mentor yang over protektif atau terlalu mengontrol sehingga membekukan kreatifitas dan inovasi menti. Eksploitasi dapat terjadi jika mentor memiliki tujuan untuk pelayanan pribadi mentor.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Huriani (2012) bahwa Penerapan metode mentorship dalam pelaksanaan Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah mampu meningkatkan pencapaian kompetensi klinik, kepercayaan diri, harga diri dan kesadaran diri peserta didik.

B.       Tipe Mentoring
Terdapat dua tipe kegiatan mentoring, yaitu :
1.         Mentoring yang bersifat alami, contohnya seperti persahabatan, pengajaran, pelatihan dan konseling.
2.         Mentoring yang direncanakan, yaitu melalui program-program terstruktur dimana mentor dan mentee memilah dan memadukan kegiatan mentoring melalui proses-proses yang bersifat formal.

C.      Tahap-tahap Mentoring
Menurut John Maxwell, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak melahirkan pemimpin-pemimpin baru di dalam kepemimpinannya. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif, solusinya adalah melalui proses mentoring.
Ada empat tahapan mentoring yang harus diketahui dan terapkan :
1.         I do you watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I do you watch. Dalam tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentor. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentor mempelajari dengan melihat langsung bagaimana anda melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana anda melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
2.         I do you help
Setelah melewati tahapan yang pertama, tahapan selanjutnya adalah mengajak orang yang anda mentor untuk mulai membantu anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentor akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
3.         You yo I help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang kita mentor ini tetap berada di jalur yang benar.
4.         You do I watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang anda mentor. Sehingga di tahapan ini, anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementor calon pemimpin anda lainnya. Prinsipnya adalah bukan bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau Life to the Ful.

D.      Hal – hal yang dapat ditawarkan oleh mentor bagi mentee
1.         Ketrampilan dan pengetahuan yang baru
2.         Pengalaman dalam organisasi
3.         Iklim yang mendukung untuk mengevaluasi sukses dan kegagalan
4.         Kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
5.         Menerima dorongan dan dukungan
6.         Mendapatkan pengakuan bagi keberhasilan
7.         Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
8.         Mendapatkan asistensi dengan gagasan-gagasan
9.         Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif
10.     Menerima reasuransi atau dukungan pendapat.

E.       Tujuan mentoring
Mentoring dalam keperawatan mempunyai tujuan agar perawat mampu bekerja dengan cara kolaboratif dan kooperatif dengan profesi kesehatan lainnya dan mengenali serta menghargai konstribusi dlm tim kesehatan, berakar pada penerapan pembelajaran orang dewasa dan teori perkembangan, memungkinkan pendatang baru dlm keperawatan untuk melewati masa peralihan lebih lancar dari pemula menjadi praktisi penuh (Rosyidi, 2008).

F.       Manfaat Mentorship
Organisasi yang terus bertumbuh adalah organisasi yang secara terus menerus perlu menemukan kembali dirinya (mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang berkembang) dan mau mendengarkan pelanggan dan pemangku yang berkepentingan lainnya. Menciptakan perubahan-perubahan yang perlu dapat melibatkan suatu cakupan luas dari program-program dan prakarsa-prakarsa seperti perubahan kultur / budaya, proses rancang bangun, benchmarking, manajemen mutu total, kelurusan nilai-nilai dan sebagainya. Apa yang ada dari semuanya ini adalah bahwa agar berhasil mereka harus disertai oleh perubahan perilaku pimpinan organisasi khususnya para pimpinan senior. Pimpinan Senior disini adalah yang harus menjadi mentor sedangkan staf dibawahnya yang menjadi mentee dan hal ini merupakan salah satu bentuk intervensi yang sengaja dirancang untuk mendukung perubahan pola perilaku. Kebanyakan pasti setuju bahwa mentee itu akan banyak menerima manfaat-manfaat yang besar dari seorang mentor.
1.         Manfaat Bagi Mentor (Pembimbing Klinik)
a.         Mentor akan belajar dan melakukan refleksi-perspektif yang luas, mengembangkan pandangan baru tentan masalah dan mengetahui lebih baik dari kebutuhan / peralatan lain.
b.        Kesempatan untuk melangkah diluar rutinitas normal, menjadi lebih objektiv dan untuk belajar terhadap pertanyaan asumsi sendiri dan mental model
c.         Puas dalam memberikan kontribusi positif untuk pengembangan individu dan organisasi
2.         Manfaat Mentee (Peserta Didik)
a.         Perpindahan fundamental dalam ketrampilan individu dan kemawasdirian
b.        Pengembangan pendekatan seumur hidup untuk belajar mandiri
Meningkatkan penerimaan untuk kompetensi manajerial
c.         Mengembangkan jaringan melintasi spektrum yang luas dari penyedia layanan dalam kondisi normal.
d.        Meningkatkan kapasitas untuk membuat “kemampuan belajar mengaplikasikan” dengan konteks organisasi .
e.         Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari pandangan organisasi dan di intergrasikan kedalam dirinya.
f.         Meningkatkan mawas diri, otonomi dan percaya diri.

G.      Kerugian Mentorship
1.         Kesulitan / Problem untuk mentoring
2.         Memerlukan waktu
3.         Kesempatan dan biaya untuk karyawan
4.         Saat stress atau krisis konseling dibutuhkan
5.         Saat hubungan menjadi disfungsional