A. Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat
Komunitas adalah
kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama
lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas
adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka
tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut
Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).
Perawatan
kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari
ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta
aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah
kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
Sasaran
pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh
karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri
dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal
perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu
mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan
kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan
meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
B. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Asuhan
keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health
care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta
etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam
rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan
komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif
dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing
process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan
komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1.
Kemanfaatan
Semua
tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi
komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2005).
2.
Kerjasama
Kerjasama
dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3.
Secara
langsung
Asuhan
keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4.
Keadilan
Tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan
atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5.
Otonomi
Klien atau
komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif
terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1.
Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran
perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
2.
Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan
lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
3.
Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas
bersama (Riyadi, 2007).
Strategi
pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan
kesehatan masyarakat adalah :
1.
Pendidikan kesehatan (Health
Promotion)
Penyuluhan
kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
Penyuluhan
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah
suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2.
Proses kelompok (Group
Process)
Bidang
tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan
pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).
3.
Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan
adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif
diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan
antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan
dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan
pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
4.
Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep
pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan
atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan
mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat
komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan
partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
Sasaran
dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
1.
Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran
perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.
2.
Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan
lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar
Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3.
Kelompok khusus
Kelompok
khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan,
kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
4.
Tingkat Komunitas
Pelayanan
asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)
Banyak peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :
1.
Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan
keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2.
Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan
pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di
rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah
proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau
masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
Proses pengajaran
mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat
menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3.
Sebagai Panutan (Role
Model)
Perawat
kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana
tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
4.
Sebagai pembela (Client
Advocate)
Pembelaan
dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada
dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).
Tugas
perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah
sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5.
Sebagai Manajer kasus (Case
Manager)
Perawat kesehatan
masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
6.
Sebagai kolaborator
Peran
perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan
tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan
lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7.
Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan
pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu
instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
8.
Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan
monitoring terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap
status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
9.
Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran
perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan
dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2005).
10. Pembawa perubahan atau
pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa
perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang
membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner
torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan
masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil
dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan
dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan
proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi
pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran
ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas.
D. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
1.
Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat
didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana
organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme tersebut (Efendi, 2009).
Kesehatan
lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005),
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi,
2009).
Kesehatan
lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimal sehingga mempengaruhi dampak positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).
Dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di
bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI
pada Agustus 2008.
Tujuan dari
Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah menurunkan
kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan
sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
a.
Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
b.
Mencuci tangan pakai sabun.
c.
Mengelola air minum dan makanan yang aman.
d.
Mengelola sampah dengan benar.
e.
Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurt WHO,
terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
a.
Penyediaan air minum
b.
Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian
pencemaran
c.
Pembuangan sampah padat
d.
Pengendalian vektor
e.
Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh
ekskreta manusia
f.
Higiene makanan, termasuk higiene susu
g.
Pengendalian pencemaran udara
h.
Pengendalian radiasi
i.
Kesehatan kerja
j.
Pengendalian kebisingan
k.
Perumahan dan pemukiman
l.
Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
m.
Perencanaan daerah dan perkotaan
n.
Pencegahan kecelakaan
o.
Rekreasi umum dan pariwisata
p.
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
keadaan epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
q.
Tindakan pencegahan
yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal
22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang lingkup
kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
a.
Penyehatan air dan udara
b.
Pengamanan limbah padat atau sampah
c.
Pengamanan limbah cair
d.
Pengamanan limbah gas
e.
Pengamanan radiasi
f.
Pengamanan kebisingan
g.
Pengamanan vektor penyakit
h.
Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi
pasca bencana
2.
Perilaku Masyarakat
Perilaku
adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling
berinteraksi (Wawan, 2010).
Perilaku
kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit,
sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).
Perilaku yang
mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan, 2010),
yaitu:
a.
Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
b.
Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak
sadar
Ada
perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi
kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja
atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).
E. Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pengkajian
adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005).
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi
timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau
keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan
pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan
komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam
rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana
salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan
keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi
(Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data
diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1)
Klasifikasi data atau kategori data
2)
Penghitungan prosentase cakupan
3)
Tabulasi data
4)
Interpretasi data
c. Analisis data
Analisis data
adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan
analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
e. Prioritas masalah
Dalam
menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1)
Perhatian masyarakat
2)
Prevalensi kejadian
3)
Berat ringannya masalah
4)
Kemungkinan masalah untuk diatasi
5)
Tersedianya sumberdaya masyarakat
6)
Aspek politis
Seleksi
atau penapisan
masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988) mempunyai
kriteria penapisan, antara lain:
1)
Sesuai dengan peran perawat komunitas
2)
Jumlah yang beresiko
3)
Besarnya resiko
4)
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5)
Minat masyarakat
6)
Kemungkinan untuk diatasi
7)
Sesuai dengan program pemerintah
8)
Sumber daya tempat
9)
Sumber daya waktu
10)
Sumber daya dana
11)
Sumber daya peralatan
12)
Sumber daya manusia
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
3. Perencanaan keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi
perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan
kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a.
Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b.
Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c.
Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun
perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d.
Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas
yang tersedia
e.
Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
f.
Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g.
Tindakan harus bersifat realistis
h.
Disusun secara berurutan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan
merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum
digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
a.
Inovative
Perawat
kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada
iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009)
b.
Integrated
Perawat
kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan
lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan
(Mubarak, 2009).
c.
Rasional
Perawat
kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan
pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun
(Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat
kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat
kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak
dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak,
2009).
5. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan
yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:
a. Membandingkan hasil tindakan
yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan
digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh
perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon
komunitas terhadap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar